Tidak
sedikit dari rekan-rekan yang bercerita mengenai banyaknya kegagalan saat
membuat media baglog. Padahal pengukusan sudah dilakukan hingga lebih dari 8
jam. Tapi kenyataannya kegagalan berupa kontaminasi dari jamur lain seperti
trichoderma yang berwarna hijau (kontaminan yang paling umum ditemui dalam
budidaya jamur konsumsi) masih saja tinggi. Lalu apa sebenarnya penyebab masih
terjadinya kontaminasi tersebut.
Dari
gambaran yang diperoleh ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan terjadinya
kontaminasi
- Tidak optimalnya pengukusan.
Kontaminasi
pada media baglog kemungkinan disebabkan masih adanya mikroorganisme yang masih
bertahan hidup setelah proses pemanasan/pengukusan. Artinya proses pemanasan
media baglog tersebut belum cukup / belum optimal (under process).
Tidak
optimalnya pemanasan ini bisa diartikan 2 hal. Pertama Pemanasan/pengukusan
tidak cukup lama untuk mematangkan media sekaligus mematikan mikroba dan jamur
pengkontaminasi. Kedua suhu pemanasan yang tidak optimal. Suhu ideal untuk
pengukusan di atas 90°C. Jika suhu di bawah ini atau tidak stabil (fluktuatif)
maka kemungkinan kontaminasi cukup besar sekalipun di kukus dengan waktu yang
relatif lama.
- Bangunan Kumbung tidak ideal.
Ideal
bukan berarti harus berupa bangunan kumbung baru. Yang paling penting adalah
kebersihan yang senantiasa terjaga. Sering ditemui kumbung-kumbung (rumah
jamur) yang di dalamnya ditemui serangga seperti nyamuk atau lalat. Yang paling
banyak biasanya berupa laba-laba.
Banyaknya serangga bisa mengganggu
baik dalam proses pembentukan miselium (proses pemutihan baglog) maupun
pertumbuhan tubuh buah. Sebagai contoh banyaknya rumah laba-laba yang tersebar
dalam kumbung bisa menjadi tempat menempelnya spora-spora jamur pengganggu
(kontaminan) yang akhirnya menempel dalam baglog dan menjadi penyakit. Begitu
pula serangga yang bisa menjadi pembawa (carrier) penyakit.
- Tidak diterapkannya standar kerja.
SOP
(Standard Operational Procedur) merupakan syarat penting untuk tercapainya
persentase kegagalan sekecil mungkin bahkan hingga 0 %. Penggunaan masker saat
bekerja di dalam kumbung, sterilisasi peralatan dengan alcohol dan penggunaan
api (lampu Bunsen atau lilin) dalam ruang kerja (terutama saat inokulasi bibit
ke dalam log produksi) WAJIB dilakukan apabila ingin memperoleh hasil yang
optimal.
- Media tidak sempat dikomposkan.
Pengomposan
merupakan tahapan yang sangat penting untuk menghasilkan media baglog jamur
yang baik (lapuk dan tidak menimbulkan penyakit). Serbuk kayu yang berasal dari
tempat penggergajian (sawmill) biasanya masih baru dan keras. Pengukusan dengan
steamer biasanya belum cukup optimal untuk menghasilkan media yang lapuk dan
bersih. Untuk itu proses pengomposan menjadi sangat penting.
Pengomposan
merupakan cara alami untuk melapukkan bahan-bahan terutama serbuk kayu sebagai
bahan utama baglog jamur. Pada hari pertama sampai hari kelima biasanya terjadi
pemanasan sebagai hasil dari fermentasi hingga mencapai suhu 65°C bahkan lebih.
Adanya pemanasan alami ini akan membantu pelapukan media sekaligus membunuh
mikroba-mikroba pathogen (penyebab Penyakit), telur-telur serangga dan organism
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar